Senin, 05 Desember 2016

sikap keagamaan dan pola tingkah laku




A.    Sikap Keagamaan dan pola tingkah laku

1.    Dalam pengertian umum, sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-reaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan individu (Mar’at, 1982 : 19). Dengan demikian, sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan sebagai pengaruh bawaan (Faktor  Intern) Seseorang, serta tergantung kepada objek tertentu. Objek sifat oleh Edwars disebut sebagai psychological object (Mar’at 1982 : 21).

Menurut Prof. Dr. Mar’at, 11 rumusan mengenai sikap. Rumusan umum tersebut adalah bahwa :

1.    Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalaui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan
2.    Sikap selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide.
3.    Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik dirumah, sekolah, tempat ibadat, ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan.
4.    Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek.
5.    Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif, seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif, atau ragu.
6.    Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau lemah.
7.    Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai,sedangkan disaat dan situasi.
8.    Sikap dapat bersifat relatif consistent dalam sejaarah hidup individu
9.    Sikap merupakan bagian dari kontens persepsi ataupun kognisi individu.
10.                   Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan.
11.                   Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna atua bahkan tidak memadai.

Dengan demikian, sikap yang ditampilkan seseorang merupakan hasil dari proses berfikir, merasa, dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi terhadap suatu objek.

Pembentukan sikap melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman. Sikap dan tingkah laku mempunyai hubungan faktor tertentu, yaitu motif yang mendasari sikap. Para ahli didik melihat adanya peran orang tua dalam pemberi dasar jiwa keagamaan itu. Pengenalan ajaran agama pada anak usia dini bagaimanapun akan berpengaruh dalam membentuk kesadaran dan pengalaman agama pada diri anak.[1]

2.      Sikap keagamaan

Merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaannya terhadap agama. William James melihat adanya hubungan antara tingkah laku keagamaan seseorang dengan pengalaman keagamaan yang dimilikinya itu. Dalam bukunya The Varieties of Religious Experience, William James menilai secara garis besar sikap dan perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

1.      Tipe Orang yang Sakit Jiwa (The Sick Soul)

Sikap keberagamaan orang yang sakit jiwa ini ditemui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang terganggu.



2.      Tipe Orang yang Sehat Jiwa (Healthy-Minded-Ness)

Ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut W. Starbuck yang dikemukakan oleh W. Houston Clark dalam bukunya Religion Psychology adalah :
a.                        Optimis dan gembira
b.                       Ekstrovet dan tak mendalam
c.                        Menyenangi ajaran setauhidan yang liberal


3.         Pola tingkah laku

Pola artinya bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan sesuatu. Perilaku adalah perbuatan atau hasil dari pola-pola pemikiran. Jadi pola perilaku adalah bentuk perbuatan-perbuatan yang menghasilkan suatu kebiasaan.

B.     Sikap Keagamaan yang Menyimpang

Sikap keagamaan yang menyimpang terjadi bila sikap seseorang terhadap kepercayaan dan keyakinan terhadap yang dianut mengalami perubahan. Sikap keagamaan yang mrenyimpang sehubungan dengan perubahan sikap tidak selalu berkonotasi buruk.[2] Sikap kagamaan yang menyimpang dari tradisi keagamaan yang cendrung keliru mungkin akan menimbulkan suatu pemikiran dan gerakan pembaharuan. Sikap yang menentang merupakan sikap keagamaan yang menyimpang, seseorang atau kelompok penganut suatu agama mungkin saja bersikap toleran pada agama lain ataupun aliran lain yang berbeda dengan aliran agama yang dianutnya. Masalah yang menyangkut keagamaan  ini umumnya tergantung hubungan mengenai kepercayaan dan keyakinan
Sikap keagamaan yang menyimpang dapat terjadi bila penyimpangan pada kedua tingkat berfikir, sehingga dapat memberi kepercayaan dan keyakinan baru pada seseorang atau kelompok. Apabila tingkat berfikir tersebut mencapai tingkat kepercayaan serta keyakinan yang tidak sejalan dengan ajaran agama tertentu maka akan terjadi sikap keagamaan yang menyimpang.sikap keagamaan yang menyimpang cendrung didasarkan pada motif yang bersifat emosional yang lebih kuat ketimbang aspek rasional.[3]

 Adapun sikap keagamaan yang menyimpang adalah :
Ø Munafik
Ø Dengki
Ø Riya
Ø Tama’
Ø Takabbur
Dan Bentuk Penyimpangan Prilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Agama Antara lain :

A. Aliran Klenik

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klenik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan akan hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal.
Dalam kenyataan di masyarakat praktik yang bersifat klenik memiliki karakteristik yang hampir sama.
Suburnya praktik ini antara lain ditopang oleh kondisi masyarakat yang umumnya awam terhadap agama namun memiliki rasa fanatisme keagamaan yang tinggi.

      B. Konversi Agama

        Dalam uraian William James yang berhasil menetili pengalaman berbagai tokoh yang mengalami konversi agama menyimpulkan:
·          Konversi agama terjadi karena adanya suatu tenaga jiwa yang menguasai pusat kebiasaan seseorang sehingga pada dirinya muncul persepsi baru, dalam bentuk suatu ide yang bersemi secara mantap.

C.    Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan yang menyimpang
Pada Umumnya Perubahan sikap keagamaan adalah awal proses terjadinya penyimpangan sikap keagamaan pada seseorang, kelompok atau masyarakat. Perubahan sikap diperoleh dari hasil belajar atau pengaruh lingkungan, maka sikap dapat diubah walaupun sulit, karenanya perubahan sikap, dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a.   Adanya kemampuan lingkungan merekayasa obyek, sehingga menarik perhatian, memberi pengertian dan akhirnya dapat diterima dan dijadikan sebagai sebuah sikap baru.
b.   Terjadinya konversi agama, yakni apabila seseorang menyadari apa yang dilakukannya sebelumnya adalah keliru, maka ia tentu akan mempertimbangkan untuk tetap konsisten dengan sikapnya yang ia sadari keliru. Dan ini memungkinkan seseorang untuk bersikap yang menyimpang dari sikap keagamaan sebelumnya yang ia yakini sebagai suatu kekeliruan tadi.
c.    Penyimpangan sikap keagamaan dapat juga disebabkan karena pengaruh status sosial, dimana mereka yang merubah sikap keagamaan ke arah penyimpangan dari nilai dan norma sebelumnya, karena melihat kemungkinan perbaikan pada status sosialnya.
d.  Penyimpangan sikap keagamaan dari sebelumnya, yaitu jika terlihat sikap yang menyimpang dilakukan seseorang (utamanya mereka yang punya pengaruh besar), ternyata dirasakan punya pengaruh sangat positif bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat, maka akan dimungkinkan terjadinya integritas sosial untuk menampilkan sikap yang sama, walau pun disadari itu merupakan sikap yang menyimpang dari sikap sebelumnya.
Terjadinya keagamaan yang menyimpang berkaitan erat dengan perubahan sikap. Beberapa teori psikologis mengungkapkan mengenai perubahan sikap tersebut antara lain:

a.       Teori stimulus dan respons
b.      Teori pertimbangan sosial
c.       Teori konsistensi

Namun secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan yang menyimpang dibagi menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern, di antaranya:
ü  Kepribadian,
ü  faktor pembawaan
Faktor ekstern, di antaranya:
ü Faktor keluarga,.
ü Lingkungan tempat tinggal
ü Perubahan status
ü Kemiskinan.










[1] Jalaluddin. Psikologi Agama. Hlm.259
[2] Jalaluddin. Psikologi Agama. Hlm.191
[3] Jalaluddin . Psikologi Agama.hlm. 191.

1 komentar:

  1. Play the Best Online Casinos in the Netherlands
    Best online casino in the 샌즈카지노 Netherlands. 카지노사이트 Bet on our extensive selection of kadangpintar online slots, live dealer games and the newest games. Visit us for

    BalasHapus